page

17 Agustus 2010

DIRGAHAYU INDONESIA




DIRGAHAYU INDONESIA ku

Nostalgia

wah wah wah...
tidak terasa ternyata sudah hampir 24 bulan yang lalu saya belajar dan berpraktek bengkel di WBS a.k.a. International Campus (InterCamp) yang memang tempatnya mahasiswa tingkat 1 untuk mengasah skill prateknya...

tiba tiba teringat kembali masa-masa itu...
dimana kita semua berproses bersama :)




hal hal apa saja ya yang telah kita alami bersama?
nostalgila dulu kawan !?


Milling





Turning




Bench Work






Electro Technic




Briefing Bareng




Rekor MURI ngikir


bau Oli? Bau Besi? Bau Coolant? itu semua sudah hal biasa bagi kami semua...
yang luar biasa?
yang luar biasa itu ternyata...
tidak terasa sekarang sudah mulai memasuki masa injury time di sini,
bahkan kita sudah ada di penghujung akhir tingkat 2..
tinggal sedikit lagi garis estafet untuk lanjut ke tingkat 3 bisa kita capai... langkah terakhir untuk berpproses dan berdinamika selama kita menuntut ilmu...
sebelum dunia dan kehidupan sebenarnya siap menanti kita selanjutnya
mari kita semua tetap Berjuang & BERDOA...

Semoga kita semua selalu diberikan yang terbaik oleh-Nya...


SEMANGAT KAWAN !?





special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)
salam,,

RnD

Apakah UANG sudah tidak berharga lagi?

ini saya hanya re-post aja...
ckckckckckc
cukup kaget aja...

urutan DUIT paling ga berharga didunia??
Ini adalah sekumpulan duit yang ga berharga di dunia...
ckckckckckckckc

(mata uang disamakan dengan nilai dollar)

6. 10,000 Guinean Francs = US$2.33




ini adalah mata uang dari negara di afrika, gw ga tau nama negaranya apa mungkin guenea kali. 10,000 francs sama dengan 2.23 dollar...


5. 50,000 São Tomé Dobra = US$3.47



ya, sekali lagi mata uang dari negara asal afrika, dan sekali lagi mungkin nama negaranya sao tome, maafin aja lah kalo gatau nama negaranya. 50,000 Dobra sama dengan 3.47 dollar!!


4. 50,000 Iranian Rial = US$5




mata uang Iran yaitu Rial menduduki peringkat ke 4, dulu negara Iran adalah negara terkaya di dunia (nama rheza gua aja diambil dari nama anaknya raja Iran) tapi karna revolusi tahun 1979, negara ini menurun 15% man!


duh ke peringkat ke 3 kayanya firasat gw ga enak nih. why? liat aja
ga tega nulisnya...

2. 500,000 vietnamese Dongs = US$30



stelah ngetik yang diatas, udah deh yang ini gaosah di heboh kan, capek. ya ini ada lah mata uang vietnam, "Dongs" 500,000 Dongs sama dengan 30 USD wuuh


1. 10 million Zimbabwean Dollars = US$4 WOW gan



berpikir bahwa 10 juta bisa membeli apa saja, tidak!! di zimbabwe. jujur negara memang terlihat miskin, tetapi zimbabwe dulu pernah menjadi salah satu negara terkaya di afrika, mengapa bisa begini yaa!? uang tersebut adamasa berlaku nya loh, entar kalo ga digunain bisa busuk weleh weleh, sekarang zimbabwe mencetak duit dari 100, 250, hingga 500 juta dollar zimabwe untuk kesuksesanya,tetapi semua itu sekarang malah tidak berharga!!! haduh kasian beneer, sudah banyak yang memakai duit sebanyak itu untuk belanja tiap harinya, bahkan dengan memakai 1 milliar zimbabwe, okelah kalo begitu, btw 1 juta zimbabwe cuma bisa beli roti, dan itu belom tentu cukup -_-

kalau sudah begini UANG sungguh sudah tidak ada artinya lagi ya...

hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...







special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,

RnD

AYAH, PAPA, BAPAK, FATHER, Vater...

wah wah wah...
buka tumblr malem malem dapet bacaan seperti ini...
suasana saya langsung berubah seketika...

untuk yang punya tumblr saya ijin buat copas ya...
cuma repost ini...
sangat menarik sekali soalnya...
matur nuwun

_________________________________________________________________


dapat lagi satu masukan menarik...
hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...

Biasanya anak-anak yang jauh dari orang tuanya merasa kangen sekali dengan Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin Ibu lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari.
Tapi taukah kamu jika Ayahmu yang mengingatkannya untuk menelfonmu?

Mungkin Ibu yang lebih sering mengajakmu bercerita,
Tapi taukah kamu sepulangnya ia bekerja, dengan wajah lelah, ia selalu menanyakan kabarmu dari Ibumu?


Waktu kecil…

Ayah mengajari putri kecilnya bermain sepeda.
Setelah dia mengganggap kamu bisa, ia melepaskan roda bantu di sepedamu.
Saat itu Ibu menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka.
Tapi Ayah dengan yakin menatapmu mengayuh sepeda dengan pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.

Saat kamu menangis meronta meminta boneka yg baru,
Ibu menatapmu iba,
tetapi Ayah mengatakan dengan tegas, “Kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
Karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dengan semua tuntutan yang selalu dipenuhi.


Ketika kamu remaja…

Kamu mulai menuntut untuk keluar malam.
Lalu Ayah mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan “Tidak”.
Itu untuk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yang berharga.
Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu.
Tapi yang datang mengetok pintu dan membujukmu adalah Ibu.
Tahukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri,
karena dia sangat ingin mengikuti keinginanmu.
Tapi lagi-lagi… dia harus menjagamu.

Saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu,
Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.
Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sedang brdua di ruang tamu.
Tahukah kamu, dia merasa cemburu?

Dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya.
Ia duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan sangat, sangat khawatir.
Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut.
Dia marah.
Karena hal yang ditakutinya akhirnya datang…
“Putri kecilnya sudah tidak ada lagi”

Saat Ayah sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter,
Ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjadi seorang penulis.

Sampai saat Ayah harus melepasmu di bandara.
Bahkan badannya terlalu kaku untuk memelukmu.
Ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu.
Dia ingin menangis seperti Ibu yang menangis dan memelukmu erat.
Tapi dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu,
berkata, “Jaga diri baik-baik”,
Agar kamu kuat untuk pergi.

Saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,
dan ia tau ia tidak bisa memberikan.
Dia sangat ingin mengatakan, “Iya, Nak, Nanti kita beli”
dan saat kata-kata yg keluar adalah “Tidak bisa” dari bibirnya.
Tahukah kamu,ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Ayah terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak,
berkata, “Sudah dibilang jangan minum air dingin!”.
Berbeda dgn Ibu yg memperhatikanmu dengan lembut.
Ketahuilah saat itu ia benar-benar khawatir dengan keadaanmu.

Dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana,
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Dia yang tersenyum bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.”

Sampai saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena ia tahu laki-laki itu yang nanti akan menggantikannya.

Dan saat Ayah melihatmu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya.
Ayah pergi ke belakang panggung dan menangis…
“Tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik.”

Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu dan cucu-cucunya sesekali untuk menjenguknya.
Dengan rambut yang telah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.


Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Ayah juga orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam hal apapun.


Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai.
Kamu adalah salah satu orang yang beruntung.
Karena Ayah adalah sosok superhero yang hebat!

_____________

Dicopy dari seorang teman..

special thx buat sumber" penulisan note ini..


didedikasikan untuk semua orang yang sedang atau tiba" teringat akan ayah kalian di mana pun beliau berada...
doa dan keselamatan untuknya...

semoga kita semua para lelaki bisa menjadi ayah yang baik kelak
, didampingi seorang ibu yang terbaik pula...
amin

special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,

RnD

Initial D story

dapat lagi satu masukan menarik...
hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...


baru baru ini karna terinsiprasi oleh film initial D, maka diputuskan mencari film, komik, anime apa pun tentang itu...
dan akhirnya bersama seorang teman akhirnya mendapatkan film yang dicari...
dan akhirnya kesampean juga nonton filmnya...

sebenarnya cerita dari film ini adalah tentang balapan mobil menuruni gunung akina yang ada dijepang di jepang. apa yang membuat menarik?
dari segi balapan pada film ini disugihi balapan dengan trik drifting dimana seni berbelok menjadi kuncinya, itu dia yang bikin art of race nya keluar.. seperti di film tokyo drift...
dan yang Kedua cerita dari film ini yang menurut saya sangat menarik dan menjadi sumber insipirasi...


kisahnya berawal dari sini, seorang anak yang sehari hari nya bersekolah dan sepulang sekolah ia masih harus berkeja di sebuah pom bensin, kemudian yang mengejutkan setiap subuh ternyata ia harus mengantar tahu dan jalur yang ia tempuh adalah jalur gunung akina tersebut disaat pagi buta.. karna ayahnya adalah seorang penjual tahu... dengan mobil toyota AE86 trueno ia pun menjalaninya setiap hari... hingga suatu hari ketika ia sedang mengantar tahu ia bertemu seorang pembalap amatir di jalur gunung akina tersebut... konflik pun mulai terjadi karna ada nya berita bahwa dewa balap gunung akina adalah mobil toyota AE86 yang bertuliskan nama sebuah pabrik tahu...

yang menjadi perhatian saya

pertama, ketka konflik itu terjadi, ternyata diketahuilah bahwa sang ayah ternyata dulunya adalah seorang pembalap yang disebut" sebagai generasi emas dalam dunia balap yang jika ia teruskan ia akan dapat menjadi seorang juara nasional bahkan juara dunia... hingga ia mendapat dilema untuk memilih antara menikah atau meneruskan karirnya di dunia balap...
namun, apa yang sang ayah pilih pilih?

sang ayah memutuskan untuk memilih menikah dan meninggalkan dunia balap profesional...
Namun, ketika ia merasa bahwa jalan yang ia tempuh itu adalah yang paling baik, sang istri malah meninggalkannya begitu saja ketika ia telah mempunyai seorang anak laki laki...
sejak saat itu ia pun akhirnya memilih untuk menjadi penjual tahu..
hingga akhirnya ia dapat melihat bahwa di dalam diri anaknya ia mendapatkan perwujudan dirinya sebagai pembalap yang telah lama hilang...

di sini yang saya melihat, bahwa manusia itu dalam hidup nya selalu dihaadapkan oleh sebuah pilihan, pilihan dimana ia arus memilih antara ya dan tidak, antara ini dan itu, dimana setiap jawaban yang dipilih akan menghasilkan keadaan yang amat berbeda...
dan sayangnya pilihan apa pun yang kita pilih tidak menjamin kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan sebenarnya, seperti sang ayah tersebut yang memutuskan untuk meninggalkan dunia balap namun tenyata............
lalu bagaimana seharusnya pertimbangan kita dalam memilih suatu pilihan yang dihadapkan pada kita?

kedua
suatu ketika sang anak mendapat sebuah masukan yang sangat baik...
"manusia itu baru berarti ketika ia telah menemukan dunianya sendiri, maka temukanlah duniamu"
lagi lagi, membuat saya berpikir...
apakah selama ini kita telah menemukan dunia yang sebenarnya memng kita inginkan? misalnya pendidikan yang kita ambil skrg, apakah sudah sesuai dengan minat kita sendiri...
sudah yakinkah?
itu yang membuat saya bertanya tanya, dan kembali lagi ke yang pertama, bahwa manusia selalu dihdapkan dengan sebuah pilihan...
maka pilihlah yang memang duniamu

ketiga
saat balapan yang paling menentukan bagi sang anak, sang ayah sempat berpesan...
"hey nak, selama ini kamu selalu balapan sendiri, dan belum pernah belapan dengan orang lain, untuk itu janganlah pernah kau berpikir bahwa kau sedang balapan dengan orang lain... karna itu yang akan membuatmu membandingkan dirimu dengan orang lain, dan kau akan kalah... "Balapanlah untuk menaklukan dirimu sendiri !?"

waaah,, ini yang menurut saya yang membuat saya kembali berpikir lagi...
selama ini kita sering kali merasa bahwa kita ini hidup di dunia harus selalu bersaing, padahal seharusnya manusia itu saling tolong menolong bantu membantu satu sama lain...

ini yang membuat manusia menjadi makhluk individualis penuh ego...
dan sering kali kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain...
pada dasarnya manusia sering banget membandingkan, coba kita liat contohnya...
pernah kan terpikir 'kok si anu bisa gitu ya? wah kalo gitu saya jg harus bisa kayak si anu apa pun caranya' 'wah saya dari dulu ga pernah bisa ngalahin dia, dia jago sii'
mungkin hal hal seperti ini pernah trlintas di benak tiap tiap orang, dan ketka ia tidak bisa menjadi atau mendapat kan yang diingikan malah membuat ia frustasi, dan itu terjadi karna ia selalu membandingkan dirinya dengan orang lain... karna pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas...

namun terkadang pula,,

Kenapa kita mau susah-susah ngajarin orang laen sebelum ujian?
Kenapa seorang bapak rela bekerja keras demi anaknya?
kenapa seorang IBU mau berkorban demi sang anak?
Kenapa seorang teman mau berbagi hal2 yang dia punya dengan cuma2 seperti komik, majalah, dll?

Karena kita pengen merasa "BERARTI" buat orang lain..
Kebahagiaan hanyalah sebuah "BONUS" dari apa yang kita lakukan..
Hanyalah perasaan yang muncul saat orang lain merasa diri kita begitu berarti untuk mereka. Berbagilah, kebahagiaan akan selalu ada....

Kebahagiaan yang kita nikmati hanya sendirian justru akan membawa kita kepada keadaan yang serba berkekurangan...
Seperti menumpuk materi, ilmu...
Kalau tidak kita bagi, kita akan selalu merasa berkekurangan dan tidak akan pernah merasakan "kebahagiaan"..

Kebahagiaan yang sebenarnya akan kita rasakan saat kita berbagi...


untuk itu jangan pernah membuatmu membandingkan dirimu dengan orang lain, karna kau akan kalah... Balapanlah untuk menaklukan dirimu sendiri !?

ini yang menjadi pemikiran dari saya semoga kita semua bisa berdiskusi bersama tentang apa yang saya pikirkan ini... semoga bermanfaat... amin...


tetap sehat tetap semangat supaya kita bisa jalan jalan dan makan makan lagi...
enjoy your adventure !?


Enjoy your life...

special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,

RnD

Memorable quotes for Into the Wild

dapat lagi satu masukan menarik...
hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...

Ada film yang saya sukai...
judulnya
Into the Wild


ini adalah kumpulan catatan harian sang
Christopher McCandless
yang menjadi tokoh utama dalam film ini...


Christopher McCandless: I read somewhere... how important it is in life not necessarily to be strong... but to feel strong.

Christopher McCandless: I'm going to paraphrase Thoreau here... rather than love, than money, than faith, than fame, than fairness... give me truth.

Christopher McCandless: Some people feel like they don't deserve love. They walk away quietly into empty spaces, trying to close the gaps of the past.

Christopher McCandless: I'm supertramp.

Christopher McCandless: and you're super apple!

Christopher McCandless: If we admit that human life can be ruled by reason, then all possibility of life is destroyed.

Christopher McCandless: The core of mans' spirit comes from new experiences.

Christopher McCandless: What if I were smiling and running into your arms? Would you see then what I see now?

Rainey: You're an industrious little fucker aren't cha?

Ranger Steve Koehler: Next available is May 17, 2003.

Christopher McCandless: 12 years? Twelve years - to paddle down a river?

Ron Franz: I'm going to miss you when you go.

Christopher McCandless: I will miss you too, but you are wrong if you think that the joy of life comes
principally from the joy of human relationships. God's place is all around us, it is in everything and in anything we can experience. People just need to change the way they look at things.

Ron Franz: Yeah. I am going to take stock of that. You know I am. I want to tell you something. From bits and pieces of what you have told me about your family, your mother and your dad... And I know you have problems with the church too... But there is some kind of bigger thing that we can all appreciate and it sounds to me you don't mind calling it God. But when you forgive, you love. And when you love, God's light shines through you.

Christopher McCandless: Holy shit!

Christopher McCandless: Mr. Franz I think careers are a 20th century invention and I don't want one.

Christopher McCandless: When you want something in life, you just gotta reach out and grab it.

Christopher McCandless: If I wanted to paddle down the river, where's the best place to launch out of?

Ranger Steve Koehler: To *launch* out of?

Christopher McCandless: [written into book] Happiness only real when shared.

Christopher McCandless: You are the apple of my eye.

Wayne Westerberg: Outdoorsman. What's your fascination with all that stuff?

Christopher McCandless: I'm going to Alaska.

Wayne Westerberg: Alaska, Alaska? Or city Alaska? Because they do have markets in Alaska. The city of Alaska. Not in Alaska. In the city of Alaska, they have markets.

Christopher McCandless: No, man. Alaska, Alaska. I'm gonna be all the way out there, all the way fucking out there. Just on my own. You know, no fucking watch, no map, no axe, no nothing. No nothing. Just be out there. Just be out there in it. You know, big mountains, rivers, sky, game. Just be out there in it, you know? In the wild.

Wayne Westerberg: In the wild.

Christopher McCandless: Just wild!

Wayne Westerberg: Yeah. What are you doing when we're there? Now you're in the wild, what are we doing?

Christopher McCandless: You're just living, man. You're just there, in that moment, in that special place and time. Maybe when I get back, I can write a book about my travels.

Wayne Westerberg: Yeah. Why not?

Christopher McCandless: You know, about getting out of this sick society. Society!

Wayne Westerberg: [coughs] Society! Society!

Christopher McCandless: Society, man! You know, society! Cause, you know what I don't understand? I don't understand why people, why every fucking person is so bad to each other so fucking often. It doesn't make sense to me. Judgment. Control. All that, the whole spectrum. Well, it just...

Wayne Westerberg: What "people" we talking about?

Christopher McCandless: You know, parents, hypocrites, politicians, pricks.

Wayne Westerberg: [taps Chris' head] This is a mistake. It's a mistake to get too deep into all that kind of stuff. Alex, you're a hell of a young guy, a hell of a young guy. But I promise you this. You're a young guy! Can't be juggling blood and fire all the time!
[laughs]

Christopher McCandless: You don't need human relationships to be happy, God has placed it all around us.
Christopher McCandless: Two years he walks the earth. No phone, no pool, no pets, no cigarettes.
Ultimate freedom. An extremist. An aesthetic voyager whose home is the road. Escaped from Atlanta. Thou shalt not return, 'cause "the West is the best." And now after two rambling years comes the final and greatest adventure. The climactic battle to kill the false being within and victoriously conclude the spiritual pilgrimage. Ten days and nights of freight trains and hitchhiking bring him to the Great White North. No longer to be poisoned by civilization he flees, and walks alone upon the land to become lost in the wild. - Alexander Supertramp May 1992

Christopher McCandless: The sea's only gifts are harsh blows, and occasionally the chance to feel strong. Now I don't know much about the sea, but I do know that that's the way it is here. And I also know how important it is in life not necessarily to be strong but to feel strong. To measure yourself at least once. To find yourself at least once in the most ancient of human conditions. Facing the blind death stone alone, with nothing to help you but your hands and your own head.

Christopher McCandless: The freedom and simple beauty is too good to pass up...
[first title card]

Title Card: There is a pleasure in the pathless woods; / There is a rapture on the lonely shore; / There is society, where none intrudes, / By the deep sea, and music in its roar; / I love not man the less, but Nature more... / - Lord Byron
[first lines]

Christopher McCandless: Mom! Mom! Help me.
[last lines]

Christopher McCandless: What if I were smiling and running into your arms? Would you see then what I see now?
[last title cards]

Title Card: In memory / Christopher Johnson McCandless / February 12, 1968 - August 18, 1992
Title Card: Two weeks after Chris's death, moose hunters discovered his body in the bus.
[This self-portrait was found undeveloped in his camera]
Title Card: On September 19, 1992, Carine McCandless flew with her brother's ashes from Alaska to the eastern seaboard. She carried them with her on the plane... in her backpack.
Title Card: The filmmakers thank Jon Krakauer for his guidance and gratefully acknowledge Walt, Billie, Carine and the entire McCandless family for their brave support in the making of this film.

Ron Franz: What does the "N" stand for?

Christopher McCandless: North.

Ron Franz: [sounding surprised and frustrated] Alaska?

Rainey: That poor girl's just about ready to vault herself onto your fencepost.

Christopher McCandless: It should not be denied that being footloose has always exhilarated us. It is associated in our minds with escape from history and oppression and law and irksome obligations. Absolute freedom. And the road has always led west.

Christopher McCandless: You are really good. I mean, you're like, a hundred thousand times better than like any apple I've ever had. I'm not Superman, I'm Supertramp and you're super apple. You're so tasty, you're so organic, so natural. You are the apple of my eye, ha!

special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,

RnD

Ipang – Teruslah Bermimpi

Apa yang kau takutkan
Dengan semua ini
Bukankah kesedihan
Sering kita alami
Keadaan ini
Buat kita terbiasa

Dengarkan ku bicara
Teruslah bermimpi
Walau kenyataannya jauh berbeda
Teruslah bermimpi
Jangan berhenti


Percayalah
Lelah ini hanya sebentar saja
Jangan menyerah
Walaupun tak mudah meraihnya

Menghentikan pikiran dengan mata terpejam
Menunggu malam bisa hapus kenyataan
Biar saja mimpi jauh membawa kita


Tetap tersenyumlah
Biar semakin mudah
Karena kesedihan pun
Ternyata hanya sementara


salam,,

RnD

"Berbuat Baik" lah kawan

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam tapi bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu.

Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.



salam,,

RnD

Mimpi

"Biar kau tahu, Kal, orang-orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!!"

Arai - Sang Pemimpi




salam,,

RnD

Learn to love ???

Learn to love


Learn to love the challenges, and you will grow stronger.
Learn to love putting forth effort, and you’ll find yourself becoming more capable and effective.

Learn to love making a positive contribution, and your life will grow richer.
Learn to love being around people who are different than you, and you’ll gain many valuable new perspectives.

Learn to love discovering what you do not know, and your knowledge will greatly expand.
Learn to love truly listening, and your wisdom will increase.

Learn to love giving, and your life will be blessed.
Learn to love being thankful, and you’ll know real abundance.

Learn to love the ordinary moments, and you’ll find each day filled with warm golden treasures.
Learn to love simply being, and you’ll rise to a whole new level of awareness.

Learn to love something about each day, and your days will bring rich fulfillment.
Learn to love, and you’ll know how to live.


_Ralph Marston_

salam,,


RnD

Lampu merah, pengemis, dan sebuah HARAPAN

dapat lagi satu masukan menarik...
hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...

"Woy, ren tangi (bangun) !? ndang siap-siap mangkat sarasehan (cepet siap siap buat berangkat sarasehan)", kata seorang teman kos saya di pagi hari ketika membangunkan saya.
ya, hari sabtu di bulan februari ini saya harus pergi ke tawangmangu untuk menghadiri sarasehan, dan saya sangat merasa beruntung dapat menghadirinya..
hari ini saya mendapat masukan yang sangat menarik dari salah satu KUK, Instruktur saya dalam acara sarasehan TMI di tawangmangu...

ada sebuah lampu lalu lintas di sebuah jalan di kota solo, dimana setiap lampu merahnya memiliki durasi selama 90 detik. sangat lama. ya menjadi sangat lama bila yang kita lakukan hanya menunggu lampu tersebut menjadi hijau, namun menjadi terlalu singkat bila kita bertemu pembelajaran baru dalam hidup..

suatu ketika instruktur saya sedang melewati perempatan tempat lampu lalu lintas tersebut berada ketika hendak mengantar sang istri, dan lapu yang tadinya hijau baru saja berubah menjadi merah.
ada waktu 90 detik untuk menunggu hingga menjadi hijau kembali.

ketika sedang menunggu, ternyata datanglah seorang pengemis yang mengetuk kaca mobil beliau..
uang koin pun diberikan pada pengemis tersebut..
namun apa yang terjadi?
sang pengemis terlihat begitu sumringah *senang sekali*
keheranan, bingung, penasaran dengan sikap pengemis yang tidak biasa, karna mengapa hal itu bisa membuatnya sedemikian senang?, batin sang instruktur.
di sisa waktu yang masih 79 detik akhirnya instruktur saya pun menanyakan hal itu pada sang pengemis.. *karna sang pengemis tidak mengenal bahasa Indonesia, percakapan pun menggunakan bahasa daerah, bahasa jawa*

I : "bu, knapa anda begitu senang sekali hari ini? ada apa?"
P : "iya pak, saya senang", "saya hari ini akan dapat rejeki"
I : "rejeki apa?"
P : "kmarin saya menolong orang yang kehabisan bensin"

kemudian sang pengemis bercerita bahwa kemarin ada seseorang yang berhenti di lampu tersebut dan ternyata kendaraannya kehabisan bensin, dan pengemis itu pun membantunya..
sebagai rasa terima kasih sang pengendara itu pun menjanjikan bahwa akan kembali lagi untuk memberinya hadiah sebagai ungkapan rasa terima kasih. dan sang pengemis pun menantinya dengan senang, semangat, penuh dengan berjuta pengharapan pada orang yang menjanjikannya.
tak terasa lampu lalu lintas segera menjadi hijau kembali..
instruktur pun harus melanjutkan perjalanannya kembali dengan harapan tidak kehabisan bensin pula..
*sambil melihat meteran bensin yang ternyata masih ada setengah tangki*

di perjalanan setelah lampu lalin tersebut terpikir di benak beliau,
hal apa yang bisa membuat sang pengemis itu begitu senang. YA, dia memang telah membantu seseorang yang kesusahan sebelumnya. dan orang tersebut berjanji akan kembali lagi untuk memberinya hadiah.
tapi ingatlah kawan !?
bahkan sang pengemis sendiri tidak pernah tau kapan hari itu akan tiba, hari dimana ia akan diberi hadiah, namun ia tetap sabar menanti hal itu datang pada dirinya dengan semangat yang tak pernah surut, dan tetap senang serta berbunga - bunga.
hal apa yang membuatnya sedemikian teguh dengan hal itu? dengan iming" hadiahnya itu?

mungkin jawabannya adalah
PENGHARAPAN, HARAPAN, MIMPI atau apa pun kita menyebutnya itu.
sebuah harapan akan sesuatu yang benar" dinanti dan diinginkan olehnya dengan dasar tetap berpikiran positf pada orang yang menjanjikannya tanpa memikirkan hal negatif.
sehingga ia bisa tetap survive pada harapannya itu...
padahal orang yang memberi harapan pun adalah orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya...
ah, andai saja sempat terbesit sedikit saja dipikirannya bahwa harapan itu hanyalah harapan palsu, harapan kosong, pastilah ia sudah enggan untuk berharap. dan harapannya itu belum tentu akan menjadi nyata..
Namun satu kekuatan yang sangat hebat,
kekuatan KEPERCAYAAN
ya, percaya... kata ini sudah cukup mewakilkan perwujudan pengaharapannya..

*******

kemudian hal itu yang membuat kita berpikir bahwa sebenarnya hal itu juga kerap kali hadir dalam setiap kehidupan kita..
kadang terpikir bahwa setiap hari kita mengeluh bahwa kita jenuh, bosan, tidak bersemangat pada pekerjaan kita, pada kegiatan kuliah kita..

NAMUN apakah kita semua ingat bahwa dulu, ya, dahulu sekali ketika kita memilih jalan hidup kita untuk belajar kita juga telah diberikan pengharapan oleh jalan yang kita pilih...
kita tau di ujung jalan di akhir nanti kita telah dijanjikan akan mendapatkan apa yang telah kita inginkan dari jalan yang telah kita pilih...
sebuah harapan yang kita tidak tau akan kita dapatkan kapan, sama seperti pengemis tersebut...
namun, sering kali kita merasa lesu tidak bersemangat, putus asa, merasa bahwa harapan itu jauh dari kenyataan yang kita alami...
knapa kita tidak mencotoh sang pengemis?
tetap percaya pada harapan itu sambil terus berpikir positif...
bahwa kita pasti akan meraihnya...

ingat kawan !? setiap orang pasti akan terjatuh...
Dan, yang harus dia ingat bukan berapa lama ia harus meratapi kejatuhannya itu, mengiba pada setiap orang yang ditemuinya agar dikasihani...
Melainkan berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk bangkit kembali setelah kita terjatuh...
*lagi - lagi ini adalah pesan yang saya dapat dari instruktur saya*
semoga kita semua dapat diberi kekuatan untuk melakukan itu semua..
amin..

mohon maaf atas kesalahan yang telah saya perbuat dalam penulisan ini..

saya berdoa untuk semua orang yang memiliki mimpi agar mimpi itu segera dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.. dengan cara, waktu, dan jalan yang telah ditentukan oleh-Nya.. karna, hanya Ia yang paling tau apa yang kita butuhkan, dan semoga apa yang kita butuhkan juga yang memang kita inginkan..
amin


special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,


RnD

Pesan

“sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu”


ost. Gie

salam,,


RnD

PEMENANG

"Kalo mau jadi pemenang ya di akhir...
bukan di tengah...
bukan pula di awal...
apalagi cuma sesaat ketika start..."


Tetap semangat kawan sebelum mencapai akhir !?


salam,,

RnD

Pertemuan

“saat pertemuan terakhir dengan seseorang adalah sekali dalam seumur hidup.. saat yg sekejap itu sangatlah berharga.. bisa bertemu lagi adalah sebuah keberuntungan yg besar.. walaupun jika pertemuan berikutnya adalah sebagai sesama musuh..”


from : manga Ueki dimodif dikit

salam,,

RnD

lanjutin yang dibawah ah...

mo lanjutin yg di bawah aah...

ada pesan dari seorang sohib gw yang menarik *skalian gw tambahin dikit-dikit* :

"Human are built for menaningfull life' not for happiness" - Lex de Praxis

Kenapa kita mau susah-susah ngajarin orang laen sebelum ujian?
Kenapa seorang bapak rela bekerja keras demi anaknya?
kenapa seorang IBU mau berkorban demi sang anak?
Kenapa seorang teman mau berbagi hal2 yang dia punya dengan cuma2 seperti komik, majalah, dll?

Karena kita pengen merasa "BERARTI" buat orang lain..
Kebahagiaan hanyalah sebuah "BONUS" dari apa yang kita lakukan..
Hanyalah perasaan yang muncul saat orang lain merasa diri kita begitu berarti untuk mereka. Berbagilah, kebahagiaan akan selalu ada....

Kebahagiaan yang kita nikmati sendiri justru akan membawa kita kepada keadaan yang serba berkekurangan...
Seperti menumpuk materi, ilmu...
Kalau tidak kita bagi, kita akan selalu merasa berkekurangan dan tidak akan pernah merasakan "kebahagiaan"..

Kebahagiaan yang sebenarnya akan kita rasakan saat kita berbagi...

by mboenk

dan gw jadi keinget ada dosen yang bilang :
"ga ada rumusnya tuh kalo yang namanya kita berbagi dengan orang lain, apa yang kita miliki akan berkurang... yang ada malah makin bertambah..."

dan jd inget lg ada film yang judulnya in to the wild :
ada catatan kecil yang menarik...
"Happiness only real when shared..."

saya sangat setuju dengan itu...
soalnya kalo kita bahagia, namun cuma kita yang bisa ngerasain kebahagiaan itu seperti kurang pas hidup ini...
kalo kata tante inul "bagai sayur tanpa garam.."
sumpah,, sayur ga pake garem udah kayak makan aer putih...
hehehehe

jadi berbagilah !?
siiip tho? mantabh tho?
*mbah surip style*


for Mr. Mboenk thx bro tips-tips yang sudah diberikan...
hohohoho







special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,


RnD

PESAN SEORANG SAHABAT

dapat lagi satu masukan menarik...
hanya ingin berbagi bukan bermaksud untuk menggurui...
bukan bermaksud mengkritik hanya ingin menggelitik...
bukan bermaksud menghina hanya ingin membuat kita semua bahagia...

so, enjoy this RnD's note...

Saya selalu merasa menjadi orang yang KEKURANGAN di dunia ini. Semakin kuat saya berusaha untuk merubah keadaan, yang saya terima adalah semakin banyak kekecewaan. Saya tidak tahu harus memulai dari mana, hingga suatu saat seorang sahabat memberikan suatu nasehat yang sungguh luar biasa dan memberikan suatu gambaran utuh tentang sebuah arti bersyukur dalam kehidupan. Di suatu tempat, aku dan sahabatku berbincang-bincang :

"Ya... aku mengerti apa yang kau alami...
tidak hanya kamu aku pun sendiri pernah mengalami dan mungkin banyak orang lainnya, sekarang aku akan ambil satu kertas putih kosong dan aku tunjukkan padamu, apa yang kamu lihat ?" ucap sahabatku.

"Aku tidak melihat apa-apa semuanya putih" jawabku lirih.

Sambil mengambil spidol hitam dan membuat satu titik ditengah kertasnya, sahabatku berkata "Nah..sekarang aku telah beri sebuah titik hitam diatas kertas itu, sekarang gambar apa yang kamu lihat?".

"Aku melihat satu titik hitam",jawabku cepat.

"Pastikan lagi !", timpal sahabatku.

"titik hitam",jawabku dengan yakin.

"Sekarang aku tahu penyebab masalahmu.
Kenapa engkau hanya melihat satu titik hitam saja dari kertas tadi?
cobalah rubah sudut pandangmu.
Menurutku yang kulihat bukan titik hitam tapi tetap sebuah kertas putih meski ada satu noda didalamnya, aku melihat lebih banyak warna putih dari kertas tersebut sedangkan kenapa engkau hanya melihat hitamnya saja dan itu pun hanya setitik ?". Jawab Sahabatku dengan lantang,

"Sekarang mengertikah kamu ?
Dalam hidup, bahagia atau tidaknya hidupmu tergantung dari sudut pandangmu memandang hidup itu sendiri, jika engkau selalu melihat titik hitam tadi yang bisa diartikan kekecewaan, kekurangan dan keburukan dalam hidup maka hal-hal itulah yang akan selalu hinggap dan menemani dalam hidupmu".

"Cobalah fahami, bukankah disekelilingmu penuh dengan warna putih, yang artinya begitu banyak anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada kamu, kamu masih bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, fisik yang utuh dan sehat, begitu banyak kebaikan dari keluargamu daripada kekurangannya, Juga begitu banyak kebaikan dari pekerjaanmu dilain sisi banyak orang yang antri dan menderita karena mencari pekerjaan. Begitu banyak orang yang lebih miskin bahkan lebih kekurangan daripada kamu, kamu masih memiliki rumah untuk berteduh. Kenapa engkau selalu melihat sebuah titik hitam saja dalam hidupmu ? dan juga................"

"Itulah kamu, betapa mudahnya melihat keburukan orang lain, padahal begitu banyak hal baik yang telah diberikan orang lain kepada kamu."

"Itulah kamu, betapa mudahnya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan kamu lupa kelemahan dan kekurangan diri kamu.."

"Itulah kamu, betapa mudahnya kamu menyalahkan dan mengingkari- Nya atas kesusahan hidupmu, padahal begitu besar anugerah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidupmu."

"Itulah kamu betapa mudahnya menyesali hidup kamu padahal banyak kebahagiaan telah diciptakan untuk kamu dan menanti kamu."

"Mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas ini?
PADAHAL SEBAGIAN KERTAS INI BERWARNA PUTIH ?
sekarang mengetikah engkau?", ucap sahabatku sambil pergi (entah kemana).

"Ya, aku mengerti", ucapku lirih.

Kadang-kadang Allah menaruh kita pada tempat yang sulit supaya kita tahu dan menyadari bahwa tidak ada yang sulit bagi-Nya...

Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi pendukung bagimu ...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI oleh karena itu AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN... dan hal itulah yang paling AKU BUTUHKAN UNTUK SAAT INI...



special thx buat sumber - sumber inspirasi penulisan note ini.. (^_^)

salam,,


RnD

KEBOHONGAN SEORANG IBU

8 kebohongan ibu



percaya ga sih kalau sebenernya yang namanya seorang ibu itu sebenernya pernah atau bahkan sering berbohong pada anaknya. ga percaya? coba baca aja tulisan ini, siapa tau kalian juga pernah ngalamin...
soalnya menurut gw, ini adalah sebuah renungan kecil tentang seorang ibu yang
saya ambil dari berbagai sumber, selamat membaca... semoga membawa perubahan positif..

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak
laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya
untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
"Makanlah nak, Ibu tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi
untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar
dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk
disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu
seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan
memberikannya kepada ibuku.
Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
"Makanlah Nak, Ibu tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG
KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakakku, ibu pergi
ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Dari
hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan
hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku,
melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya
melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu
tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum
dan berkata:
"Cepatlah tidur nak, Ibu tidak Capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG
KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi
ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Ibu yang
tegar dan gigih menungguku di bawah terik matahari selama beberapa jam.
Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam
botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu
yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil
menyuruhnya minum. Ibu berkata:
"Minumlah nak, Ibu tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
Sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, Dia
harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kami pun
semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat Kondisi
keluarga yang semakin parah, Ada seorang paman yang baik hati yang
tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun
masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita
yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk Menikah lagi.
Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,
Ibu berkata:
"Saya tidak butuh cinta" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku dan kakakku semuanya bekerja, ibu yang sudah tua sudah
waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau , Ia rela untuk pergi ke pasar
setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit
uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak
mau menerima uang Tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu
berkata:
"Ibu masih punya uang" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
Memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika. Berkat
sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di
perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa
ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati,
bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata kepadaku
"Ibu tidak terbiasa" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit Kanker Lambung,
harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang Samudera
Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku
melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya Setelah menjalani
operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku
karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu
menggerogoti tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering.
Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit
sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti Ini. Tetapi ibu dengan
tegarnya berkata:
"Jangan menangis anakku, Ibu tidak sakit" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG
KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup
matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih Ibu"

*****

Coba dipikir-pikir, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu
kita? Terutama untuk yang sekarang sedang merantau untuk kuliah, bekerja atau apa pun. Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang
dengan ayah ibu kita?
Apalagi fi tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai
beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian.
Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan
pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas
apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di
samping kita. Hampir seluruh perhatian kita curahkan untuknya.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum?
Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?
Apakah ini benar?
Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita,
lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian
hari..

jadi kangen sama bonyok? apalagi yang lg ngekost, merntau buat kuliah di luar kota..
yaudah jangan tunggu lama lg, segera aja hubungin mereka, jangan sampe mereka terus yang duluan ngehubungin kita...

special thx buat sumber" penulisan note ini.. (^_^)

salam,,


RnD

Transformasi

ada e-mail yang berisi cerita yang cukup menarik yang saya dapat dari sebuah milis. Oleh karena itu saya ingin membaginya, terutama untuk yang merasa mulai mengalami perubahan.
Selamat membaca !?

Kaca Spion

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta . Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana . Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda? Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah. Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang. Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi. Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia. Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA. Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan Metro TV. Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi
diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya. Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya . Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan
menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah. Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil datang. Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya. Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju. Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu
dua minggu. Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit itulah kami - ibu, dua kakak, dan saya - harus bisa bertahan hidup sebulan. Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap akhir sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan. Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi? Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang kaya. Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan. Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati nurani. Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti. Kegundahan itu saya utarakan
kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, "Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras." Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat. Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong. Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak. Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilikmotor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh. Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok. Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion. Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung. Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh. Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul. Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang
itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.

jadi adakah yang merasa telah mulai berubah? boleh saja di share pengalamannya (^_^) ?

special thx buat sumber" penulisan note ini.. (^_^)

salam,,


RnD